Jumat, 14 Januari 2011

E-learning, Bimbel online, dan SAGUSALA

Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan terjadi sangat pesat sehingga mampu mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan Internet. Salah satu bidang yang mendapatkan dampak yang cukup berarti dengan adanya perkembangan teknologi ini adalah bidang pendidikan. Tidak dapat kita pungkiri bahwa telah banyak pelaku pendidikan yang mulai meninggalkan sistem pembelajaran konvensional dan beralih ke sistem e-learning
Naidu (2006) berpendapat bahwa e-learning secara umum merujuk pada penggunaan informasi jaringan dan teknologi komunikasi secara sengaja dalam kegiatan belajar mengajar. Penggunaan kata “e” atau elektronik pada e-learning mengindikasikan penggabungan antara semua aktivitas pendidikan yang dilakukan oleh individu atau kelompok, yang dilakukan secara online atau offline, dan terhubung dengan jaringan internet atau tidak. 
Dalam pelaksanaanya, terdapat 4 buah model aktivitas e-learning menurut Romiszowksi (dalam Naidu, 2006), yaitu :
  • Individualized self-paced e-learning online, dimana pembelajar mengakses sumber belajar seperti database ataupun jurnal online melalui intranet ataupun internet. Misalnya saja ketika seorang siswa belajar sendiri ataupun membuat suatu penelitian menggunakan fasilitas internet.
  • Individualized self-paced e-learning offline, dimana pembelajar mengakses sumber belajar seperti database ataupun perangkat komputer secara offline (tidak tehubung dengan internet atau intranet). Misalnya pembelajar menggunakan media CD atau DVD pembelajaran.
  • Group-based e-learning synchronously, kelompok pembelajar bersama-sama bekerja menggunakan internet atau intranet pada waktu yang sama (pada saat itu juga). Termasuk di dalamnya adalah konferensi berbasis teks, ataupun audio/videoconference baik satu ataupun dua arah.  Misalnya pembelajar melakukan chat melalui yahoo messanger conference, ataupun menggunakan videoconference menggunakan webcam.
  • Group-based e-learning asynchronously, dimana sekelompok pembelajar bersama-sama bekerja menggunakan internet ataupun intranet, namun pertukaran informasi yang terjadi antar partisipan tidak pada waktu yang sama, adanya waktu tunda (time-delay). Misalnya saja forum diskusi melalui email.  
Jika dikaitkan dengan tulisan saya sebelumnya mengenai Bimbingan Belajar Online, maka sangat jelas bahwa program tersebut termasuk dalam aktivitas e-learning berbasis kelompok, baik secara synchronious maupun asynchronious. Bimbel online dapat dilakukan baik secara online maupun offline melalui melalui chat, audio atau video conference, serta dengan melakukan forum diskusi melalui email, Fasilitas bimbel online ini tentunya sangat dibutuhkan keberadaannya di era e-learning ini, sehingga baik tenaga pengajar maupun pembelajar tetap bisa melakukan proses bimbingan serta belajar mengajar kapan pun dimanapun.
Program bimbel online ini tentunya tidak akan berjalan apabila salah satu pihak tidak mampu menggunakan media pembelajaran berupa komputer (laptop) serta internet. Tentu tidak hanya siswa yang dituntut untuk melek terhadap teknologi. Guru sebagai orang yang membimbing pun  memiliki tuntutan yang sama untuk melek terhadap teknologi media, khususnya internet. Seperti yang telah kita ketahui, masih banyak guru-guru di Indonesia yang menerapkan sistem belajar konvensional sehingga kebanyakan dari mereka masih belum melek teknologi. Oleh karena itu, pemerintah mencoba merancang suatu program realistis guna menjawab permasalahan belajar guru agar mereka dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih melek terhadap teknologi, yaitu program SAGUSALA (satu guru satu laptop).
Laptop ini akan menjadi “one toolfor all teacher’s purpose”. Pertama, perangkat laptop ini dapat digunakan sebagai sumber dan alat belajar bagi guru dalam upaya pengembangan diri secara berkelanjutan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajarnya di kelas maupun di luar kelas. Kedua, laptop juga dapat dipakai untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dengan para guru diseluruh dunia dan juga dengan para siswanya. Jika program ini dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan mengacu pada tujuannya asalnya, maka akan sangat membantu dan memudahkan proses belajar mengajar. Program bimbel online pun tentunya akan dapat terlaksana dengan baik.
Meskipun begitu, tidak jarang juga kita mendengar tentang penyalahgunaan dari laptop ini. Kita tidak dapat menutup mata dan telinga bahwa ada guru-guru yang ternyata tidak menggunakan laptop ini sesuai dengan tujuan awal diberlakukannya program ini. Misalnya saja, saat proses belajar mengajar sedang berlangsung, guru justru sibuk bermain facebook dan tidak memperhatikan siswanya. Tentunya masih banyak lagi kasus-kasus penyalahgunaan yang mungkin terjadi dan apabila hal seperti ini dibiarkan, dapat menghambat proses belajar mengajar tersebut. Untuk itu, saya merasa bahwa perlu diadakannya suatu pelatihan mengenai pendidikan media sebelum program SAGUSALA ini diberlakukan. Dengan pelatihan ini, diharapkan guru mampu memahami esensi dari pembelajaran media serta penggunaan dari media belajar itu sendiri. Guru juga diharapkan nantinya dapat lebih kritis dan bijak dalam penggunaan media belajar tersebut, serta dapat membentengi diri dari efek-egek negatif dari media tersebut.
Selain itu, penting pula untuk melakukan evaluasi berkala untuk menilai apakah program tersebut sudah efektif atau belum. Evaluasi ini dimaksudkan agar kita dapat mengetahui aspek-aspek apa yang sudah bagus dan mana yang tidak perlu, sehingga kedepannya program tersebut dapat berjalan dengan lebih baik. Evaluasi ini juga berguna untuk mengontrol perilaku guru guna menghindarkan penyalahgunaan media.


Sumber :
Naidu, Som. 2006. E-Learning : A Guidebook of Principles , Procedures, and Practices. New Delhi : Commonwealth Educational Media Center for Asia

Tabloid Klub Guru Indonesia Edisi 1 Tahun 2009

2 komentar:

  1. Acid..
    thanks.
    mmm..kalo ada kesempatan coba buat ulasan yang greget dikaitkan dengan bidang psikologi pendidikan atau fokus di dalam penanganan oleh psikolog pendidikan...

    gimana?

    peace:)

    BalasHapus